Tuhan,
Aku sudah berbuat kesalahan yang sangat parah... aku sudah meruntuhkan persahabatanku dengan seorang teman baik. Apa yang sudah aku perbuat...?
Betapa sekarang aku bersedih dalam kesendirian... hanya dapat menunggu hingga Sang Waktu menjahit kembali benang-benang yang terlepas dari persahabatan kami... tapi benang-benang itu sekarang sudah tersebar di mana-mana, dan aku tahu pasti, semuanya akan memerlukan waktu yang sangat lama bahkan untuk mengumpulkan mereka kembali. Dan sebagaimana pastinya ada benang yang luput dari pandangan Sang Waktu, akan ada pula kenangan dan momen yang terlupakan dari persahabatan kami akibat perbuatanku ini...
Sungguh, Tuhan, aku tidak bermaksud untuk berbuat seperti itu. Bahkan aku tidak menduga bahwa aku akan berbuat seperti itu. Namun, setelah mengetahui bahwa aku benar-benar melakukannya... aku seperti tidak dapat memaafkan diriku sendiri. Hingga sekarang pun aku masih bingung... apa yang harus aku lakukan? Hilanglah sudah semuanya. Aku tidak pantas lagi ia percaya.
Sekarang, yang bisa kulakukan adalah membuktikan bahwa aku benar-benar tidak bermaksud untuk melakukannya. Bantulah aku, Tuhan... semoga aku bisa berbuat baik untuknya... untuk semua orang... sebagai permintaan maafku padanya... siapa yang tahu jika aku tidak akan mendapat kesempatan lain untuk meminta maaf? Siapa yang tahu jika esok hari napasku sudah Engkau tarik kembali? Hanya Engkau yang tahu... dan jikalau aku memang tidak bisa menunjukkan bahwa aku menyesal atau ia tetap melihatku sebagai orang yang jauh dari perkiraannya... mungkin aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku sendiri.
Tuhan... meskipun aku tahu bahwa ini tidak mungkin, aku ingin kembali ke hari itu... untuk memperbaiki apa yang telah kuperbuat saat itu... dan menjalani hari-hari kami seperti sebelum semua masalah ini terjadi. Aku tidak ingin kehilangan siapa pun yang menjadi temanku, apalagi teman baik... aku sudah berkali-kali melewati masa kesepian, dan tahu bahwa perasaan sepi itu terus menusuk jiwaku... aku tidak mau hal ini terjadi dalam personifikasi yang lebih buruk lagi...
Aku percaya bahwa Engkau akan datang kepada siapa pun yang memanggil-Mu dalam masa kesulitan, dan akan membantunya... maka, terinspirasi oleh lirik dari sebuah lagu, aku berdoa kepada-Mu,
Ajarilah aku untuk menggunakan waktu yang kumiliki...
Ajarilah aku untuk tetap sabar meskipun berada dalam penantian...
Ajarilah aku untuk menerima semua kesenangan dan kepedihan...
Ajarilah aku untuk tidur dengan tenang dan bangun dengan bersemangat...
Sebab Engkaulah tempat bernaung dan harapanku sepanjang masa...
In every age, You have been our refuge... you have been our hope.
Anakmu,
Abhyasa Naradhipa
3 comments:
Smoga sukses.
WeHa
ehmmm
ehmmm
ehmmm
cheer up lahh
Gw ga tau hrs gmn... bahkan nunggu pun gw ngerasa risih... n masalah ini ampe kebawa mimpi... >_<
Duh, guys... help pray for me. Help pray for him. Gw tau pada akhirnya gw cuma bisa pasrah n nunggu... but still...
Post a Comment